Minggu, 11 Oktober 2009

BUDAYA YANG DI KLAIM MALAYSIA

BUDAYA YANG DI KLAIM MALAYSIA


Entah sudah berapa banyak produk budaya dan kesenian negeri ini yang diklaim oleh negara lain, terutama Malaysia. Sebut saja Reog Ponorogo, kain batik, angklung, rendang, Rasa Sayange, hingga terakhir, Tari Pendet yang jelas-jelas milik rakyat Bali. Untungnya baru saja Norman Abdul Halim, produser film dokumenter Malaysia, meminta maaf atas klaim batik dan tari pendet serta menghentikan iklan Enigmatic Malaysia di Discovery Chanel.

Menurut saya, hal ini sebenarnya bisa “dimaklumi” mengingat penduduk Malaysia dulunya adalah orang Indonesia yang kemudian terpisahkan karena imperialisme. Jadi “wajar” bila budaya Indonesia diamalkan di Malaysia dan diturunkan ke generasi mereka selanjutnya.Dilihat dari sejarahnya, selepas masa Soekarno, hubungan Indonesia-Malaysia sebenarnya relatif mesra. Malaysia juga sangat menyadari bahwa mereka membutuhkan Indonesia.

Apapun itu, harusnya kasus semacam ini bisa menjadi peringatan. Bangsa ini sepertinya kurang bersyukur. Sudah diberi Tuhan 17 ribu pulau lebih, namun sampai sekarang masih banyak yang belum dinamai. Kita punya begitu banyak kesenian dan tarian yang mempesona, namun tak banyak dari kita yang mau mempelajari dan melestarikan.

Pemerintah sudah tentu harus bertindak cepat, tegas, namun juga smart. Berbagai produk kesenian dan budaya kita musti didata dan didaftarkan hak miliknya agar tak perlu lagi kecolongan di kemudian hari. Kedua, kita juga tidak boleh kalah dalam memasarkan Indonesia di luar negeri. Harapannya, tentu saja agar orang asing lebih “nyantol” dengan tarian, masakan, maupun produk budaya kita lainnya. Kalau tarian ini, atau kesenian itu, sudah dikenal orang asing, maka sulit bagi bangsa lain untuk mengklaim budaya tersebut sebagai miliknya.

Sejak batik diklaim negara sebelah, sekarang banyak instansi yang mewajibkan penggunaan seragam batik di hari-hari tertentu. Anak muda pun tak lagi canggung mengenakan batik karena desain dan motifnya terus berkembang menyesuaikan jaman. .

Saya sendiri bangga dan bahagia menjadi bangsa Indonesia. Negeri ini memang masih jauh dari ideal. Namun kita sendiri yang memperjuangkan kemerdekaan kita. Beragam suku dan golongan berhasil disatukan dengan susah payah. Sehingga membentuk suatu persatuan dan kesatuan yang tidak akan bisa di hancurkan oleh Negara lain.

Sebagai catatan dan renungan akhir, kita sebgai penerus bangsa, mari kita bersama-sama berjuang mempertahankan semua milik Negara kita agar tidak bisa di rebut oleh Negara lain. Selalu mengembangkam budaya milik kita. Dan jangan lupa selalu mengembangkan persataun kesatuan. Ingat,,” bukan kita yang membutuhkan Negara lain tetapi mereka yang membutuhkan Indonesia”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

my

my
ok bgt

thank you atas kunjungannya

thank you atas kunjungannya

WELCOME TO IRCHAMNILLUTFI'S BLOG
 
Copyright Irch@mn!l lutf! 2009. Powered by Blogger.Designed by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul .